Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

73 Tahun Indonesia Merdeka, tidakkah kita sedang berjalan mundur?

Gambar
Hari Merdeka. Selalu diperingati dengan meriah. Upacara dimana-mana Perlombaan hadir tak kalah meriah. Bendera berkibar dan lagu kebangsaan berkumandang. Ironisnya kemeriahan ini sering lupa kita maknai. Kata orang ini bentuk mengenang kemenangan Indonesia. Kata orang ini hari besar. Kata orang ini bukti nyata dari perjuangan bangsa. Tapi bagiku, Hari ini adalah pengingat akan rasa cinta Hari ini adalah bagian kontemplasi diri tentang apa makna hadirku untuk mewarnai hadirnya. Hari ini adalah tamparan untuk kembali berjuang untuk bangsa Tidak kah kita malu? Dulu kita dipecah oleh penjajah, sekarang kita memecah bangsa kita sendiri. Memperkuat batas antar kelompok Memudarkan arti bhineka tunggal ika. Melupakan kita masih satu bangsa. Berawal dari berbalas komentar sosial media. Saling memicu api emosi dari berita yang entah dibuat siapa. Setiap orang berujar seakan pendapatnya yang terbenar. Tak enggan menghujat, menghina berlindung di balik wajah sosial medi

Review Supergirl Series Season 1-3

Baru saja menyelesaikan kontemplasi diri dengan nonton " Supergirl series", and turns out I learned a lot from this series. Sejauh ini sudah ada 3 series, setiap series rata-rata 20-an episode.   Jadi ceritanya ini adalah film mengenai sepupunya superman yang bernama Kara Zor-El. Dia dikirim ke bumi untuk menjaga superman yang saat itu masih bayi. Eh, diperjalanan doi malah nyasar, pas balik dan akhirnya nyampe bumi ternyata supermannya udah gede dan malah nyelamatin doi, what a big LOL . Basically, sama kayak film superhero lainnya setiap episodenya adalah misi penyelamatan dunia, baik dari alien atau pun manusia yang mau menghancurkan   bumi. Akan tetapi pendekatannya agak beda dari superman, mungkin karena doi cewek jadi lebih banyak pake perasaan dalam menyelesaikan misinya. Ada beberapa momen juga dimana dia ngga bisa menggunakan kekuatan supernya, tapi as a hero dia tetap ke tempat musuh dan berhasil menyelesaikan misi dengan mempersuasi dan meyakinkan musuhnya kalau

Lalu kenapa jika aku diam?

Lalu kenapa jika aku diam? Apa salah jika aku tak bisa menjelaskan? Tidak kah kau mengerti aku tak bisa mengungkapkannya? "Diam mungkin terlihat tidak baik-baik saja bagimu, tapi diam adalah caraku berdamai dengan keadaan" Beberapa hari yang lalu disadarkan kembali akan hal ini oleh salah satu klien. Sudah beberapa bulan ini saya menangani klien yang mengalami sodomi di usianya yang masih tergolong muda. Anak ini cenderung introvert, pendiam, dan sulit berkomunikasi. Sangat sulit untuk membuatnya berbicara, padahal kami butuh keterangannya supaya pelaku bisa mendapat hukuman yang sesuai. Segala cara dilakukan, mengajaknya bermain, menggambar dan memintanya memilih gambar yang sesuai kondisinya, mencoba melucu agar dia merasa nyaman, dan lain sebagainya. Akan tetapi anak ini tetap tak banyak bicara dan hanya memberikan jawaban singkat, termasuk saat berbicara dengan orangtuanya. Orangtuanya bingung, kadang marah karena anaknya tak mau bercerita. Saya pun ikut bing

Be Respectful

Gambar
Belajar menghargai. Hal yang gue pelajari dalam beberapa bulan terakhir. Ketika gue mulai bertemu dengan orang yang berbeda dengan gue, baik usianya, pendidikan, cara kerja, apa hal yang dianggap penting dalam menjalani hidup atau sekadar cara pandangnya. Beberapa bulan ini gue seakan ditampar dengan masalah ini. Masalah yang sebenarnya ya pasti akan terjadi sepanjang hidup, pasti kita akan menemukan orang yang berbeda, tapi kali ini gue concern karena masalah ini berpengaruh ke output pekerjaan dan ke diri gue (in term of menghambat perkembangan diri) Mungkin gue terlalu sering dikelilingi oleh orang-orang yang sejalan pikirannya dengan gue. Orang-orang yang tanpa butuh effort lebih mereka paham bahwa perjuangan adalah soal menurunkan ego dan kepentingan masing-masing dan menghargai yang sedang diperjuangkan. Jadi ketika dihadapkan dengan masalah ini, gue jadi harus memutar otak to solve the problem. Lalu gimana? Well to be honest, it is hard to deal with them. Why? Gue yang

Nyesel ngga sih lulus 3,5 tahun?

Gambar
Kenapa memutuskan lulus 3,5 tahun? Menyesalkah lulus 3,5 tahun? Apa manfaatnya lulus 3,5 tahun? Pertanyaan yang sering muncul dalam 1 tahun terakhir. Semenjak gue memutuskan untuk lulus 3,5 tahun dari Universitas Indonesia. Akan tetapi apakah lulus 3,5 tahun memang pilihan yang terbaik? keren? atau terlihat luar biasa? Well, gue akan jawab NGGA! Lulus 3,5, tepat waktu, atau overtime bukanlah soal keren atau tidak keren. Gue percaya bahwa setiap orang punya standar dirinya masing-masing. Setiap orang punya impian, tujuan, ambisi yang berbeda. Hal inilah yang gue jadikan jawaban ketika orang menanyakan terkait topik ini. Menurut gue untuk memutuskan hal ini lo harus tanya pada diri lo sendiri. Apa impian lo? Apa tujuan lo mengejar lulus 3,5 tahun? Apa hal yang masih belum lo capai sebagai mahasiswa? Pertanyaan itu juga yang gue ajukan di pertengahan tahun 2016 ke diri sendiri. Memutuskan lulus 3,5 tahun bukanlah yang mudah saat itu. Tidak hanya berdebat dengan diri