Perempuan Berdaya

.
.
Perempuan berdaya,
bukan soal ego semata,
bukan soal aku bisa apa.
Berdaya bagiku adalah harapan,
Berdaya adalah pilihan,
Tidak ada yang salah dengan menjadi berdaya,
Toh kita bukan dalam perlombaan siapa yang lebih unggul dari siapa kan?

Berdaya adalah prosesku memahami diri,
Berdaya adalah prosesku menghargai diri,
Agar nanti  ku bisa lebih menghargai apa yang ku miliki,
Agar aku bisa berjuang dan tak lelah untuk belajar memahami,
Agar nanti aku bisa yakin bahwa masalah hadir bukan untuk dihindari tapi untuk memberi arti


-Catatan Puspi-

Sebuah hasil renungan akan banyaknya kasus KDRT yang terjadi di Indonesia.  Jumlahnya kian meningkat, akan tetapi tak banyak yang menganggap itu masalah. Perempuan mulai sering berpikir mereka dipukul karena pantas menerimanya, mereka dikatakan bodoh karena mungkin mereka memang kurang bisa melayani suaminya. Perempuan kian takut untuk bisa berdiri dengan kakinya sendiri.

Tak sedikit yang berpikir bahwa sabar adalah jawaban, tak apa dipukuli asal anak masih bisa makan, tak apa dihina asal suami tak menceraikan. Ingin melapor tapi takut, tak tau harus melakukan apa dan bercerita ke siapa. Jangankan mencari bantuan, tak sedikit wanita yang bahkan tak tau masalah apa yang sedang mereka alami. Kebanyakan berasal dari latar belakang pendidikan yang rendah dan kondisi ekonomi yang rendah, akan tetapi tak jarang hal ini terjadi pada orang yang berkecukupan. Lalu apa sebenarnya yang menjadi masalah? Apakah ini memang wajar? bukankah seharusnya tak ada pengecualian dalam hal kekerasan? Atau haruskah ada pengecualian?

Tapi ada pola yang berbeda ketika perempuan bisa berdaya, berdaya dalam artian merasa dirinya berharga. Mengetahui perlakuan seperti apa yang pantas mereka dapatkan. Perempuan berdaya tau bahwa hubungan adalah soal saling bangun, komunikasi, dan negosiasi. Perempuan berdaya tau bahwa mereka bisa ikut berinvestasi untuk membangun hubungan tersebut. Kalaupun mereka tetap menjadi korban, mereka tau bahwa mereka harus mencari bantuan. Perempuan berdaya mungkin bukan satu-satunya jawaban untuk kasus KDRT. Tapi perempuan berdaya bisa jadi awal untuk mengurangi, mencegah dan menyelesaikan benang kusut kasus KDRT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Impression

Prioritas

Langkah